Jumat, 15 April 2011

Tingkatan Dalam Dzikir

Menurut sebagian ulama Tasawuf , dzikir itu terbagi menjadi tiga derajat atau tingkatan, yaitu :Dzikir Lisan, dzikir hati dan dzikir sir.

1
. DZIKIR LISAN,
yaitu dzikir nafi dan istbat dengan kalimat Laa ilaaha illa Allah.

"Fa'lam annahu, Laa ilaha illa Allah wastaghfir lidzanbik"

Artinya : "Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan yang patut di sembah kecuali Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu."

Pada ayat tersebut terdapat urusan nafi dan istbat, bahwa yang dinafikan disinilah adalah menghapus segala yang bersifat ketuhanan, seperti aku gagah, aku kuat, aku hebat, aku berilmu, nah, dengan zikir lisan ini kita menafikan dan mengistbatkan dalam hati kita, bahwa tidak ada yang gagah, yang hebat, yang kuat dan yang pintar, kecuali Allah. Oleh karena itu dzikir lisan ini adalah sebuah 
metode atau cara untuk memangkas atau menghapus semua sifat ketuhanan, yaitu sifat ke Akuan dalam dirika kita.

Jadi ketika kita berzikir lisan dengan mengucapkan kalimat 
LAA ILAHA ILLA ALLAH dalam hati kita menafikan dan mengistbatkan, bahwa tidak ada yang gagah kecuali Allah dan sebagainya serta di tasdiq kan dalam hati.

Dzikir lisan atau dzikir nafi dan istbat ini biasa disebut dzikir zohir, karena di ucapkan dengan lidah, tetapi apabila dzikir ini tidak disertai dengan hati yang tidak dibarengi tasdiq, maka orang yang melakukan dzikir ini dianggap sebagai amalan biasa danbelum termasuk iman.

2. 
DZIKIR HATI 

Dzikir ini adalah 
dzikir qolbi, yaitu dzikir yang di ucapkan dalam ha ti. Orang yang berdzikir dengan hati adalah orang yang pada hatinya telah di tuangi Allah dengan Nur yang terpancar dari kebersihan hatinya, tidak banyak orang yang memperoleh zikir ini, karena dzikir hati adalah ilham dari Allah Swt. yang disertakan dengan tasdiq yaitu memandang, akan af'al Allah, sifat Allah, dan Asma' Allah.
Dzikir hati ini kita mengucapkan kalimat Allah atau Allahu didalam hati yang telah di sertakan tasdiq, yaitu hati telah menyambung dengan Allah, zikir ini adalah buah darizikir lisan.

Orang yang berzikir dalam hati seolah-olah ia telah memandang wajah Allah.

3
Dzikir Sir

Dzikir sir atau dzikir yang menggunakan isyarat. Cara dzikir ini adalah mengikuti jalannya nafas yang turun naik dengan melafazhkan kalimat HUW yang menyatakanDIA adalah Allah yang tunggal, kalimat Huw yang dilaksanakan mengandung arti, yaitu Dia (ALLAH) yang melakukan, yaitu menghubungkan segala sesuatu, seperti, gerak, perkataan dan lain dengan af'al nya Allah. Tidak ada yang bergerak melainkan dengan Dia (Allah), tiada yang berkata kecuali dengan Allah.

Tujuan dari 
dzikir sir adalah menuju kemanunggalan atau keesaan (Ahad), yaitu dengan menggunakan rasa atau haq, yaitu merasakan adanya haq Allah pada diri kita, karena jika kita tidak merasakan bahwa didalam diri kita itu ada Allah atau haq nya Allah, maka kita belum mengenal Allah atau bermakrifat. Dzikir sir ini adalah tingkat rahasia dasar, tidaklah sanggup lidah mengucapkannya karena ia mengikuti Nur yang dikirim Allah ke dalam hati

Metode Pelatihan

Pelatihan ini menggunakan dua metode:
  1. Zikir Qalbu, yakni zikir yang dibaca dalam hati sementara mulut tertutup. Zikir ini berhuruf namun tidak bersuara.
  2. Zikir Sir (Zikir Ruh) yakni zikir tanpa huruf tanpa suara
Metode di atas kemudian diaplikasikan ke dalam tiga tahapan :
  1. Tahap Penyerahan (Taslim) berupa pengakuan terhadap kelemahan dan kekurangan diri dihadapan Tuhan. Dalam tahapan ini peserta diajak untuk istighfar (permohonan ampun kepada Tuhan), merendahkan diri kepada-Nya danmenyadari setiap tarikan dan hembusan nafas.
  2. Tahap Menikmati (Tana’um), yang terdiri dari tahapan melihat ke dalam diri (inner looking), yakni ”melihat” rasa yang sudah ada di dalam diri dengan penglihatan yang lembut dan penuh ketenangan sehingga menghasilkan rasa syukur dan pujian kepada Pencipta. Dengan ini, peserta kemudian terdorong untuk  memohon kepada Tuhan agar rasa ini tetap langgeng di dalam diri.
  3. Tahap Aplikasi (Tathbiq), berupa praktik langsung hasil dari pelatihan ini melalui praktek sehari-hari seperti menatap, bergerak, melangkah, berbicara dan berkomunikasi dengan orang lain, serta berkomunikasi dengan Tuhan dalam bentuk zikir, doa dan sholat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar