PERSOALAN TAQWA.
Dalam Alqur-an telah diterangkan bahwa manusia itu
asalnya diciptakan dari tanah.
WALLOOHU KHOLAQOKUM MIN TUROOBIN.
Artinya : "Dan Alloh menciptakan kamu semua dari
tanah ".
Meskipun manusia itu bahan penciptaannya dari tanah (jadi
sama dengan bahannya cowek/cobek) tapi oleh Alloh Ta'ala manusia itu jadikan
makhluk yang pa-ling mulya. Sehingga derajatnya manusia itu bisa lebih mulya
dari tanah, lebih mulya dari tumbuh-tumbuhan, lebih mulya dari hayawan, lebih
mulya dari jin, lebih mulya dari syaithon, bahkan lebih mulya dari Malaikat.
Sebagaimana diterangkan dalam Alqur-an :
WALAQOD KARROMNAA BANII AADAM.
Artinya : "Dan sungguh-sungguh kami mulyakan Bani
Adam".
Akan tetapi (jadi ada tapinya) kemulyaan manusia
yang melebihi semua makhluk itu ada yang tetap tersandang, ada yang tidak
tetap, ada yang tambah meningkat, ada pula yang jatuh. Adapun yang jatuh itu :
Ada yang jatuh sampai ketingkat benda (jadi kembali ke
tingkat bahannya), sebagaimana yang tersebut dalam Alqur-an :
KAL HIJAAROTI AU ASYADDU QOSWAH.
" Laksana batu bahkan lebih keras lagi ".
Ada yang jatuh ketingkat laba-laba.
KAMATSALIL 'ANGKABUT.
" Seperti laba-laba (kemlandingan)
"
Ada yang jatuh ketingkat ternak.
ULAA-IKA KAL AN-'AAM.
" Mereka itu seperti hayawan ternak ".
Jadi bentuknya tetap bentuk manusia tapi martabatnya
sudah jatuh ketingkat hayawan ternak, seperti kambing, sapi, kerbau dan
seterusnya.
Ada yang jatuh ketingkat kera.
KUU-NUU QIRODATAN KHOOSYI-IIN
" Mereka itu seperti kera yang hina ".
Ada yang jatuh ketingkat babi.
WAL KHONAAZIIRI.
" Menjadi babi ".
Ada yang jatuh ketingkat anjing.
FAMATSALUHU KAMATSALIL KALBI.
Maka perumpamaannya itu seperti anjing.
Ada yang jatuh ketingkat syaithon.
SYAYAATHIINAL INSI WAL JINNI.
Syaithon berbentuk manusia dan berbentuk jin.
Jadi meskipun manusia itu asalnya mulya tapi bisa juga
jatuh ketingkat yang rendah atau hina. Dan supaya manusia tidak jatuh ketingkat
yang rendah maka Alloh Ta'ala membuat aturan. Jadi adanya aturan-aturan itu
adalah untuk melindungi atau menjaga martabat manusia yang sangat tinggi itu
agar tidak jatuh ketingkat yang rendah. Dan penjagaan atau perlindungan itu
bahasa Arabnya adalah Taqwa. Makanya dalam Alqur-an diterangkan :
INNA AKROMAKUM 'INDALLOOHI ATQOOKUM.
Artinya : "Sesungguhnya semulya-mulya diantara kamu
bagi Alloh adalah yang paling taqwa diantara kamu". (Al hujurot ayat
11)
Adapun TAQWA itu asalnya adalah dari
kata WAQWA . WAQOO – YAQII – WIQOOYATAN.
Kemudian WAWU nya pada kalimat WAQWA dibuang,
diganti dengan TA', jadilah kalimat TAQWA. Dan WAQWA atau TAQWA itu
artinya penjagaan atau perlindungan atau pembentengan. Jadi TAQWA itu
adalah penjagaan atau perlindungan atau pembentengan martabat manusia
(kedudukan manusia / kemulyaan manusia).
Adapun benteng TAQWA itu berlapis lapis
(ada 4 lapis), yaitu :
·
Benteng lapis pertama berupa
perintah-perintah Alloh yang bersifat dhohir.
·
Benteng lapis kedua berupa larangan-larangan
Alloh yang bersifat dhohir.
·
Benteng lapis ketiga berupa perintah-perintah
Alloh yang bersifat bathin.
Seperti perintah shobar, perintah tawakkal, perintah dermawan, perintah ikhlas dan seterusnya.
Seperti perintah shobar, perintah tawakkal, perintah dermawan, perintah ikhlas dan seterusnya.
·
Benteng lapis ke empat berupa
larangan-larangan Alloh yang bersifat bathin.
Seperti larangan takabbur (sombong), larangan riya' (ingin dipuji), larangan nifak, larangan syirik dan lain sebagainya.
Seperti larangan takabbur (sombong), larangan riya' (ingin dipuji), larangan nifak, larangan syirik dan lain sebagainya.
Dan kalau diri kita sudah bisa terbentengi dengan 4 lapis
tembok taqwa itu, insya Alloh martabat kita akan tetap