Sabtu, 09 Juni 2012

KEADAAN MANUSIA KETIKA MASIH DIDALAM BUMI


Ketika manusia masih didalam bumi semua lakon/kisah belum ada, belum ada presiden, menteri, pejabat, kyai, murid dsb.
Manusia ketika masih dalam bumi itu masih berupa benda-benda mati. Sebagaimana diterangkan dalam Alqur-an :
KAIFA TAKFURUUNA BILLAAHI WAKUNTUM AMWAATAN
Artinya :"Bagaimana kamu bisa mengkufuri kepada Alloh padahal kamu semua itu asalnya benda-benda mati." (Al baqoroh / S. 2 / ayat 28)
 
Jadi semua manusia itu asalnya berupa benda-benda mati yang berada didalam bumi jutaan tahun, laksana wayang yang masih tersimpan dalam kotak. Yang mana keadaan wayang ketika masih dalam kotak itu semuanya masih campur, masih mati, meskipun Dosomuko ditindih Petruk ya diam saja (karena masih mati), Betoro Guru yang disebut ratunya nyawa sekalir dibokongi mbok emban juga diam saja dsb.
Dengan melihat kenyataan ini berarti manusia itu pada dasarnya pernah mengalami mati sebelum mati dijagad luar. Bila demikian berarti matinya manusia itu 2 X, yaitu :
  1. Mati ketika masih didalam bumi (sebelum dilahirkan).
  2. Mati setelah dilahirkan (meninggal dunia).

PENJELASAN SECARA RINCI KEADAAN MANUSIA KETIKA MASIH DIDALAM BUMI.
 
Diatas sudah diterangkan bahwa keadaan manusia ketika masih berada didalam bumi itu mati (masih berupa benda-benda mati). Dan benda-benda mati tersebut menurut Alqur-an bentuknya dinamakan SULALAH. Sebagaimana diterangkan dalam Alqur-an :
WALAQOD KHOLAQNAL INSAANA MIN SULAALATIN MIN THIIN.
Artinya:"Dan sungguh Aku jadikan kamu manusia dari SULALAH dari THIN".(Al Mukminun / S.23 / ayat 12)
 
Jadi manusia itu asalnya sudah ada, hanya saja masih berupa benda-benda mati didalam tanah atau berupa zat-zat atau sari-sari yang dinamakan Sulalah. Dan Sulalah itu asalnya dari ATH THIIN. Adapun ATH THIIN itu menurut kitab AL MUFRODAT AL FADHIL QUR-AAN bab huruf THO', hal 323, disebutkan :
ATH THIIN : AT TUROOBU WAL MAA-U MUKHTALITHU.
Artinya : "Yang dinamakan ATH THIIN itu tanah dan air yang bertautan menjadi satu"
 
Jadi dari pertemuannya dzat tanah dan dzat air itu menimbulkan benda atau zat yang dinamakan SULALAH.
 
Air sifatnya hidup (mengandung rahasia hidup) serta barokah dan tanah sifatnya mati.
FA-AHYAA BIHIL ARDLO BA'DA MAUTIHAA
Artinya :"Maka jadi hidup dengannya (air), bumi setelah matinya." (Al baqoroh / S : 2 / ayat 164 ).
 
Jadi jasmani manusia itu asalnya dari Sulalah dan Sulalah asalnya dari ATH THIIN (Pertemuannya dzat air yang mengandung rahasia hidup dan barokah dengan dzat tanah yang bersifat mati)

Rabu, 06 Juni 2012

PILIHAN JALAN HIDUP


Ada Orang sudah diingatkan :  “Mas jangan lewat situ mas karena di depan ada kubangan”.  Jawabnya :  “Biarin, ini kaki-kakiku sendiri”.  Akhirnya benar, ia jatuh ke dalam kubangan.
Masyarakat sekitar menolongnya dan supaya tidak malu, ia beralasan :  “Saya tidak jatuh tapi saya memang sedang mandi kok”.  Ditanya lagi : “Lho, mandi kok malam-malam begini?”.  Dijawab :  “Iya, karena saya gerah”. Ditanya lagi :  “Kalau memang mandi, tapi mengapa bajunya kok masih dipakai?”.  Dijawab :  “Oh, ini sekalian cuci-cuci baju saya”.  Ya, beginilah contoh kalau orang sudah terlanjur malu.  Maka manusia yang membantah ajakan-ajakan dari para Rosul juga nanti akan dapat malu diakhirat.     
Bila sewaktu-waktu komando datang atau Malaikat datang, barulah kebingungan :
Malaikat   :    “Hai Fulan, kamu harus kembali!”.
Manusia  :    “Kembali ke mana?”.
Malaikat   :    “Kembali ke asalmu, karena kamu di dunia Cuma mengembara sementara saja”.
Manusia  :    “Tapi saya kan masih punya anak yang belum saya khitankan”.
Malaikat   :    “Tidak perduli tentang anakmu!”.
Manusia  :    “Tapi istri saya kan masih muda”.
Malaikat   :    “Tidak perduli, biar diambil orang lain. Pokoknya kamu harus mati!”.      
Apabila tiba waktunya mati maka pastilah mati, tidka senang mati ya mati, senang mati ya mati, kaya juga mati, miskin juga mati, pejabat tinggi ya mati, pejabat rendah ya mati, semua sama saja, sama-sama matinya.
Akan tetapi disana nanti sendiri-sendiri, dipengadilan Malikil Jabbar itu tidak mungkin bisa lolos.  Kalau pengadilan di dunia masih mungkin bisa lolos, bukti belum lengkap bisa lolos, mungkin saja bukan murni hukum tapi sudah ada intervensi politik. Diakhirat tidak bisa lolos, pesakitan ya pesakitan, tidak bisa disogok. Lalu manusia tersebut menuntut syetan.
Manusia  :    “Saya tuntut kamu!”
Iblis         :    “Tuntutlah”.  Ringan saja dia menjawab.
Manusia  :    "Dulu kamu telah berjanji, kalau saya mengikuti kamu maka akan mendapat pahala syurga, tapi kenyataannya sekarang ini saya justru sengsara, kamu saya tuntut supaya kamu dihukum dalam neraka lebih berat dari saya”.
Iblis         :    “Lho tanpa kamu tuntutpun, memang saya ini sudah ditentukan Alloh akan abadi di neraka. Tapi neraka kan dari api dan saya juga tercipta dari api juga, kalau api dimasukkan api, itu kan hal yang biasa, sedangkan kamu kan tidak diciptakan dari api. Bila dahulu kamu mau mengikutiku maka kebetulan, aku tambah enak, banyak teman masuk neraka”.
Manusia  :    “Bajingan tengik kamu ini, dulu aku di dunia mengikuti kamu, katanya bisa selamat dari neraka, tapi kenyataannya sekarang ini bagaimana?”.                  
Mendengar tuntutan itu, Iblis malah senyum saja dan berkata  :
Iblis         :    “Lho yang salah itu kamu!”.
Manusia  :    “Salahnya dimana?.  Kan aku yang kamu tipu?”.
Iblis         :    “Lho apakah tidak ada berita dari Rosul kalau aku itu bajingan dan penipu.  Oleh sebab itu kamulah yang salah, kenapa kamu tidak manut kepada Rosul tapi justru ngikut kepadaku.  Seandainya kamu ngikut pada Rosul maka pastilah kamu akan selamat.  Kan Rosul sudah menerangkan dalam Al-Qur’an.
              INNASYSYAITHOONA  LAKUM  ‘ADUWWUN  MUBIIN.
              Artinya :  “Sesungguhnya Syaithon itu musuhmu yang jelas”.
 Sudah jelas-jelas begitu tapi mengapakah kamu mau mengikuti ajakanku?”
Manusia :    “Janjimu itu tidak cocok, dasar pembohong!”.
Iblis         :    “Lho dari dulu kan kamu sudah diberi tahu oleh para Rosul kalau aku itu memang pembohong, mana ada seorang pembohong itu janjinya ditepati, berarti yang salah kan kamu sendiri, kenapa mau ikut aku :
              FALAA  TALUUMUUNII  WALUUMUU  ANFUSAKUM
              Artinya :  “Jangan menyalahkan aku tapi salahkanlah diri kamu sendiri!”.
Mengapakah kamu dulu tidak mempercayai Rosul?.  Rosul itu kan manusia yang shiddiq, pilihan Alloh, yang mengajak ke jalan kebaikan dan kebenaran. Sedangkan aku kan bajingan tengik, tukang menipu manusia, tapi mengapa kamu percaya ajakan saya?.  Walaupun aku mengajakmu, tapi bila kamu tidak percaya padaku dan tidak mengikutiku, aku kan tidak apa-apa?.  Jadi salahmu sendiri mau percaya padaku dan mau mengikuti ajakanku!”.
Manusia  :    “Lalu untuk apa kamu berbohong?”.
Iblis         :    “Karena dari pada aku masuk neraka sendirian, maka lebih enak bila kawannya dan seandainya kamu mengikuti ajakan saya berarti nanti kan bisa bersama-sama masuk neraka”.
Jadi diakhirat saja Iblis pandai berdebat, apalagi di dunia.  Renungkanlah mengenai hal ini, seandainya nanti itu benar terjadi, tidak ada yang bisa dituntut. Mau menuntut Iblis?.  Ya tidak bisa, karena semua itu salah kita sendiri. Salah kita dalam memilih jalan hidup.