Minggu, 05 Agustus 2012

SEMPURNANYA SHOLAT


Bersabda Rosululloh SAW., :  “Tiap-tiap sesuatu itu ada pilihannya (ada intinya), dan pilihan di dalam sholat itu adalah takbir yang pertama”.
Dan sebagaimana disebutkan dalam Hadits di tulisan sebelumnya, bahwa kalau tidak sempurna ruku’nya, tidak sempurna sujudnya dan tidak sempurna khusyu’nya, maka itu adalah sejelek-jeleknya pencuri.
 Jadi yang dimaksud adalah  :
  • Apa makna Ruku’ kita ?
  • Apa makna Sujud kita ?
  • Apa makna Khusyu’ kita ?
Tidak sekedar lahirnya saja yang dimaksud dalam Hadits ini. Dan marilah kita ikuti kajian tashawwuf-nya.
TAKBIR
Di dalam Ibadah Sholat itu ada dua macam Takbir, yaitu  :
  1. TAKBIROTUL  IHROM  :  Yiatu Takbir yang paling awwal.
  2. TAKBIROTUL INTIQOLAT  :  Yaitu Takbir selain pada takbir yang pertama, ini adalah takbir untuk berpindahnya antara Rukun Sholat yang satu kepada Rukun Sholat selanjutnya.
Namun yang paling inti adalah  TAKBIROTUL  IHROM, karena disitulah tempatnya Niat.  Apabila kita melaksanakan Sholat, maka ketika membaca Takbirotul Ihrom itulah kita harus niat.
ALLOHU AKBAR :  “ALLOH  MAHA  BESAR”.
  • Maha Besar DzatNya.
  • Maha Besar IlmuNya.
  • Maha Besar QodratNya.
  • Maha Besar KalamNya.
  • Maha Besar Ni’matNya.
  • Maha Besar RohmatNya.
  • Maha Besar DzikirNya.
  • Maha Besar AmpunanNya.
  • Maha Besar KeridloanNya.
Jadi isinya       ALLOHU AKBAR    itu hanya mengandung maksud Kebesaran Alloh saja.
Dan oleh karena besarnya Ni’mat Alloh yang diberikan kepada manusia, maka manusia harus menghormati Dzat Yang Maha Besar.
Jadi maknanya kita berdiri ketika Takbirotul Ihrom itu adalah menghormati kepada Dzat Yang Maha Besar secara Lahir dan Bathin, inilah maknanya ‘Qiyaam’, ketika Sholat, jangan meremehkan tapi harus menghormati.
Lalu cukupkah hanya menghormati Alloh saja?. Tidak cukup. Lalu bagaimana?.
RUKU’
Juga harus menundukkan Diri Lahir dan Bathin, baikpun Tenaga, Fikiran, Perasaan, semuanya harus ditundukkan kepada Dzat Yang Maha Besar, ditundukkan kepada  ALLOHU  AKBAR.
Dan tunduk itu artinya adalah :  Ruku’.  Ruku’ itu menundukkan Jiwa, menundukkan Jasmani, menundukkan Fikiran, menundukkan Nafsu kepada Allohu Akbar.
Jadi setelah menghormati lalu menundukkan diri. Misalnya kita mau menghormati pada pimpinan kita kan harus tegak, tapi itu saja tidak cukup, harus menundukkan diri pula.  Dalam Hadits ini disebut  :
LAA  YATIMMA  RUKUU’AHAA
Apabila ruku’nya itu tidak sempurna, maka cara untuk menyempurnakannya adalah harus menundukkan diri. Bila tidak menundukkan diri maka itulah pencuri namanya.
Memang ruku’ secara lahir di dalam Sholat itu mudah saja, tapi yang dimaksud  ‘LAA  YATIMMA  RUKUU’AHAA’, ialah benar-benar menundukkan diri kepada Alloh.
Jadi bunyi Hadits ini jangan diartikan secara dhohir saja, itu namanya kuliti, sedangkan kita ini bukan kuliti tapi Quality. Cukupkah menundukkan diri?. Tidak cukup. Lalu harus bagaimana?.
SUJUD
Menghormat dan menundukkan diri saja tidak cukup, tapi juga harus taat kepada Alloh. Ta’at ialah :  Apa yang diperintahkan haruslah dilaksanakan.
  • Apabila diperintah menjauhi suatu larangan, maka dijauhi.
  • Apabila diperintah mengerjakan suatu perintah, maka dikerjakan.
Jadi taat itu ialah melaksanakan perintah-perintah Alloh dan menjauhi larangan-larangan Alloh, dan inilah juga maknanya Sujud. Sujud adalah ta’at akan perintah-perintah Alloh.
 Jadi kesimpulannya :
Berdiri itu :  Penghormatan atau mengagungkan diri kepada Alloh.
Ruku’ itu   :  Penundukkan, menundukkan diri kepada Alloh.
Maka setiap hari itu kita dididik untuk mengagungkan Alloh dan dididik ta’at kepada Alloh.  Dan adanya kita dididik untuk tunduk kepada Alloh karena di dalam Hadits Rosul bersabda  :
Qoola Rosuulullohi Shollallohu ‘alaihi Wasallam :   MAN  TAWAADLO’A  LILLAAHI  ROFA’AHULLOOHU.
Artinya :  Bersabda Rosululloh SAW., :  “Siapa yang tunduk kepada Alloh, maka Alloh mengangkatnya”.
Begitu juga tentang sujud, semua dunia ini baikpun langit, bumi, semuanya itu sujud atau ta’at kepada Alloh. Sebagaimana tersebut dalam Al-Qur’an :
WALILLAAHI  YASJUDU  MAA  FIS  SAMAAWAATI  WAMAA  FIL  ARDLI. (An Nahl :49)
Artinya :  “Sujud kepada Alloh segala yang ada di langit dan segala yang ada di bumi”.
Matahari ta’at kepada Alloh, buktinya :  Jalannya Matahari itu mengikuti undang-undang Alloh. Begitu pula Bumi juga ta’at mengikuti undang-undang Alloh. Dan Bulan pun demikian, juga mengikuti undang-undang Alloh.  Jadi semuanya itu ta’at kepada Alloh, sehingga jutaan bintang-bintang tidak saling bertabrakan, ini adalah karena seluruh alam ta’at melaksanakan aturan-aturan dari Alloh.
Keta’atannya alam semesta ini jauh berbeda dengan kebanyakan manusia, kalau manusia diberi rambu-rambu tapi diterjang terus. Adalagi manusia yang ingin ta’at kepada Alloh, tapi ternyata keliru jalannya.
Cukuplah dengan hanya dengan mengagungkan dan menundukkan diri serta menta’ati saja?. Tidak cukup. Lalu harus bagaimana?. Haruslah Khusyu’.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar