Jumat, 14 September 2012

LENYAPNYA DIRI DARI SEGALA NAFSU



Lenyapkan dirimu dari pandangan manusia, karena Allah, lenyapkan ke-aku-an karena Allah, hingga enkau menjadi bahtera ilmu-Nya. Lenyapnya diri dan ke-aku-an ditandai dengan memutuskan sepenuhnya dari segala harapan pada mereka.
Tanda lenyapnya diri dari segala nafsu ialah, membuang segala upaya memperoleh sarana-sarana duniawi dan berhubungan dengan mereka demi sesuatu manfaat, menghindarkan kemudharatan; dan tak bergerak demi kepentingan pribadi, dan tak bergantung pada diri sendiri dalam hal-hal yang berkenaan dengan dirimu, tak melindungi atau membantu diri, tetapi memasrahkan semuanya hanya kepada Allah, kerana Ia pemilik segalanya sejak awal hingga akhir; sebagaimana kuasaNya, ketika kau masih disusui.
Hilangnya kemauanmu dengan kehendakNya, ditandai dengan ketak-pernahan menentukan diri, ketak-bertujuan, ketak-butuhan, karena tak satu tujuan pun termiliki, kecuali satu, yaitu Allah. Maka, kehendak Allah mewujud dalam dirimu, sehingga kala kehendakNya beraksi, maka pasif-lah organ-organ tubuh, hati pun tenang, fikiran pun cerah, berserilah wajah dan rohanimu, dan kau atasi kebutuhan-kebutuhan bendawi berkat berhubungan dengan Pencipta segalanya. Tangan Kekuasaan senantiasa menggerakkanmu, lidah Keabadian selalu menyeru namamu, Tuhan Semesta alam mengajarmu, dan membusanaimu dengan nurNya dan busana rohani, dan mendapatkanmu sejajar dengan para ahli hikmah yang telah mendahuluimu.
Sesudah ini, kau selalu berhasil menaklukkan diri, hingga tiada lagi pada dirimu kedirian, bagai sebuah bejana yang hancur lebur, yang bersih dari air, atau larutan. Dan kau terjauhkan dari segala gerak manusiawi, hingga rohanimu menolak segala sesuatu, kecuali kehendak Allah. Pada maqam ini, keajaiban akan ternisbahkan kepadamu. Hal-hal ini tampak seolah-olah darimu, padahal sebenarnya dari Allah.
Maka kau diakui sebagai orang yang hatinya telah tertundukkan, dan kediriannya telah musnah, maka kau diilhami oleh kehendak Ilahi dan dambaan-dambaan baru dalam kemaujudan sehari-hari. Mengenai maqam ini, Nabi Suci saw, telah bersabda: "Tiga hal yang kusenangi dari dunia – wewangian, wanita (isteri solehah) dan shalat – yang pada mereka menyejukkan mataku." Sungguh, hal-hal dinisbahkan kepadanya, setelah hal-hal itu sirna darinya, sebagaimana telah kami isyaratkan. Allah berfirman: "Aku bersama orang-orang yang patah hati demi Aku."
Allah Yang Maha Tinggi takkan besertamu, sampai kedirianmu sirna. Dan bila kedirianmu telah sirna, dan kau abaikan segala sesuatu, kecuali Dia, maka Allah menyegarbugarkan kamu, dan memberimu kekuatan baru, yang dengan itulah kau berkehendak. Bila di dalam dirimu masih juga terdapat noda terkecil pun, maka Allah meremukkanmu lagi, hingga kau senantiasa patah-hati. Dengan cara begini Ia terus menciptakan kemauan baru di dalam dirimu, dan bila kedirian masih maujud, maka Dia hancurkan lagi, sampai akhir hayat dan bertemu (liqa') dengan Tuhan.
 
Inilah makna firman Allah: " Aku bersama orang-orang yang putus asa demi Aku, "
Dan makna kata: "Kedirian masih maujud" ialah kemasih-kukuhan dan kemasih puasan dengan keinginan-keinginan barumu.
Dalam sebuah hadits qudsi, Allah berfirman kepada Nabi Suci saw: "Hamba-Ku yang beriman senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku, dengan mengerjakan shalat-shalat sunnah yang diutamakan, sehingga Aku mencintainya, dan apabila Aku telah mencintainya, maka Aku menjadi telinganya, dengannya ia mendengar, dan menjadi matanya, dengannya ia melihat, dan menjadi tangannya, dengannya ia bekerja, dan menjadi kakinya, dengannya ia berjalan." Tak diragukan lagi, beginilah keadaan fana.
Maka Dia menyelamatkanmu dari kejahatan makhluq-Nya, dan menenggelamkanmu ke dalam samudera kebaikanNya; sehingga kau menjadi pusat kebaikan, sumber rahmat, kebahagiaan, kenikmatan, kecerahan, kedamaian, dan kesentosaan. Maka fana (penafian diri) menjadi tujuan akhir, dan sekaligus dasar perjalanan para wali. Para wali terdahulu, dari berbagai maqam, senantiasa beralih, hingga akhir hayat mereka, dari kehendak pribadi kepada kehendak Allah. Karena itulah mereka disebut badal (sebuah kata yang diturunkan dari badala, yang bererti: berubah). Bagi peribadi-peribadi ini, menggabungkan kehendak pribadi dengan kehendak Allah, adalah suatu dosa.
Bila mereka lalai, terbawa oleh tipuan perasaan dan ketakutan, maka Allah Yang Maha Besar menolong mereka dengan kasih sayangNya, dengan mengingatkan mereka sehingga mereka sadar dan berlindung kepada Tuhan, karena tak satu pun mutlak bersih dari dosa kehendak, kecuali para malaikat. Para malaikat senantiasa suci dalam kehendak, para Nabi senantiasa terbebas dari kedirian, sedang para jin dan manusia yang dibebani pertanggung jawaban moral, tak terlindungi. Tentu, para wali terlindung dari kedirian, dan para badal dari kekotoran kehendak. Kendati mereka tak bisa dianggap terbebas dari dua keburukan ini, karena mungkin bagi mereka berkecenderung kepada dua kelemahan ini, tapi Allah melimpahi rahmatNya dan menyadarkan mereka.

Rabu, 05 September 2012

MENGENAL JATI DIRI


SIAPA YANG MENGENAL DIRINYA, SESUNGGUHNYA DIA DAPAT MENGENAL TUHANNYA
 
Untuk dapat memahami Sabda Rasulullah tersebut diatas marilah kita terlebih dahulu mempelajari dan merenungkan ayat-ayat suci di bawah ini :
 
AL-MU’MINUN : 12-16
 
12. dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
 
13. kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
 
14. kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.
 
15. Kemudian, sesudah itu, Sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati.
 
16. Kemudian, Sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat.
NUH : 17
17. dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah dengan sebaik-baiknya,
 
YAA-SIIN: 77
77. dan Apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik air (mani), Maka tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata!
 
AL-HIJR:29
29. Maka apabila aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, Maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud
 
QAAF:16
16. dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya,
 
 
Apabila kita menyimak bunyi ayat-ayat Kitab suci tersebut di atas dapatlah kita menarik kesimpulan bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna yang terdiri dari :
  1. Badan Jasmani
  2. Badan Rohani ( Ruh)
Badan Jasmani manusia terdiri dari 4 macam unsur yaitu :
  1. Udara
  2. Api
  3. Air
  4. Tanah
 
Badan Jasmani manusia dianugerahi Tuhan dengan pancaindera yaitu :
  1. penglihatan
  2. Pendengaran
  3. Pengucap
  4. Pencium
  5. Perasa
 
Disamping pancaindera, badan jasmani manusia memiliki 4 macam nafsu yaitu :
  1. LAUWAMAH
Yaitu nafsu yang tercipta dari unsur TANAH berada pada daging manusia
SIFAT LAUWAMAH :
-  Jahil
-  Serakah
-  Malas dan sebagainya
  1. AMARAH
Yaitu nafsu yang tercipta dari unsur API berada pad adarah, yang merata di seluruh tubuh manusia.
SIFAT AMARAH:
-  Mudah marah
-  Beringas
-  Mudah gugup dan sebagainya
  1. SUFIAH
Yaitu nafsu yang tercipta dari unsur AIR sebagian besar terdapat pada tulang sungsum, sedang bagian halusnya menjadikehendak.
SIFAT SUFIAH :
-  Keinginan
-  Asmara dan sebagainya
  1. MUTMAINAH
Yaitu nafsu yang tercipta dari unsur UDARA, terdapat pada nafas manusia
SIFAT MUTMAINAH
- Tenang
-  Suci
-  Bakti
-  Belas kasih dan sebagainya
 
AL-ISRAA : 85
85. dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu Termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit".
 
ROH adalah unsur ILLAHI bukan terdiri dari benda (materi) yaitu sumber CAHAYA atau sumber HIDUP yang menyebabkan manusia hidup. Apabila ROH keluar dari tubuh kita maka kita akan mati. Namun ROH manusia yang mati akan tetap hidup dan akan kembali ke asalnya. INNALILLAHI WA INNA ILAIHI ROJI’UN
 
Unsur ROH inilah yang menyebabkan manusia dapat melihat, mendengar, merasa, berpikir, ber-kesadaran, dan ber-pengertian.
 
Mengingat ROH adalah unsur ILLAHI, maka hanya TUHAN sajalah yang dapat menyatakan rahasianya.