Didalam sebuah hadits diterangkan
bahwa yang menjadi titik sentral seluruh ibadah adalah sholat :
QOOLA ROSUULULLOOHI
SHOLLALLOOHU `ALAIHI WASALLAM:
AWWALU MAA YUHAASABU BIHIL `ABDU
YAUMAL QIYAAMATI ASHSHOLAATU, FAIN SHOLAHAT SHOLAHA LAHU SAAIRU `AMALIHI, WA IN
FASADAT FASADA SAAIRU `AMALIHI.
( `An Anas , Rowaahut Thobrooni fil
Ausath wadl Dliyaa`)
Jaami`us Shoghiir / Jilid I / Huruf
Alif / Hal 100 ).
Artinya : Bersabda Rosululloh S.A.W.
: " Awal-awalnya sesuatu yang dihisab terhadap hamba pada hari qiyamat
adalah persoalan sholat. Jika baik sholatnya maka bagi hamba itu baiklah
seluruh amalnya, dan jika rusak sholatnya maka bagi hamba itu rusaklah seluruh
amalnya ".
Seluruh manusia setelah meninggalkan dunia akan menjadi penduduk
akhirat, dan pada hari qiyamat itu pastilah semua hamba akan menghadapi
persoalan-persoalan sehubungan dengan amalnya ketika di dunia ini.
Semua amalnya akan dihisab /
ditanyakan / dihitung / dinilai.
Sholatnya akan dihisab, zakatnya
akan ditanyakan, puasanya akan ditanyakan, masalah hajinya akan ditanyakan,
masalah perekonomiannya akan ditanyakan.
Walhasil nanti di hari qiyamat seluruh persoalan akan ditanyakan.
Dan kalau memang pada hari qiyamat
itu segudang persoalan akan ditanyakan, lalu apakah sesuatu yang paling awal
ditanyakan ?
Apakah yang paling awal dihisab itu
soal puasa, zakat, haji, ataukah soal-soal lainnya ? Tidak.
Sebelum dipertanyakan soal-soal lain, maka yang menjadi kunci
persoalan dan yang paling pertama ditanyakan ialah masalah sholat.
Oleh karena yang menjadi titik
persoalan atau kunci persoalan ialah masalah sholat, maka perhatian kita harus
kita sentralkan pada persoalan sholat.
Inilah yang harus menjadi
perhatian bagi umat Islam.
Apabila setelah diperiksa ternyata persoalan sholat itu
"SHOLAHA" (baik), tidak mengecewakan, atau lulus, maka seluruh
amalnya ikut saja atau nunut saja, sehingga puasanya dinilai baik,
zakatnya dinilai baik, hajinya dinilai baik, amar ma`rufnya dinilai baik.
Walhasil total semua ibadahnya
dinilai baik, karena sholatnya sudah baik.
FA IN SHOLAHAT SHOLAHA LAHU
SAAIRU `AMALIHI.
Tetapi apabila setelah diperiksa ternyata persoalan sholat itu
"FASADA" (rusak) : sholatnya rusak, sholatnya ngawur, sholatnya tidak
berjiwa, sholatnya tidak bernilai sama sekali, maka seluruh amalnya ikut semua,
total semua amalnya ikut dinilai tidak baik.
WA IN FASADAT FASADA
SAAIRU `AMALIHI.
Maka jelaslah bahwa sholat itu adalah titik sentralnya seluruh
amal, hasil dan tidaknya seluruh amal itu ditentukan oleh sholatnya, baik dan
buruknya seluruh amal itu tergantung pada sholatnya.
Begitulah hebatnya persoalan sholat.
Oleh karena hadits ini sebagai pedoman besar yang menerangkan
bahwa sesuatu yang menjadi titik sentral dan yang pertama ditanyakan adalah masalah
sholat, maka mestinya sebagai umat Islam itu haruslah perhatian penuh-penuh
ditujukan pada masalah sholat, bukan masalah lainnya.
Bahkan kadang-kadang masalah sholat
itu tidak menjadi perhatian yang penuh, tapi hanya menjadi adat saja,
justru persoalan-persoalan selain sholat yang diperhatikan sampai
mendetail.
Ini adalah suatu tipuan yang menipu
diri sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar